Rabu, 24 April 2013

Uji pH Urine


Kata Pengantar
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, kami dapat menyelesaikan hasil laporan prakikum ini.
Secara Khusus juga kami ucapkan terima kasih kepada ibu guru sebagai guru pembimbing yang memberikan pemahaman serta memberikan pengarahan selama proses praktik berlangsung.
Kami menyadari bahwa hasil laporan praktikum kami ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangaun dari pembaca.
Semoga hasil laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan komposDiabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat.
B.      Tujuan penelitian

-          Untuk mengetahui pH urine
-          Untuk mengetahui adanya kandungan protein didalam urine
-          Untuk mengetahui adanya kandungan glukosa didalam urine
-          Untuk mengetahui adanya kandungan amino dalam urine

C.      Rumusan Masalah
1. Berapakah pH urine ? apakah arti angka pH urine tersebut?
2. Bagaimana reaksi urine setelah ditetesi biuret ?



BAB II KAJIAN PUSTAKA

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih),
urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih.
Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika
dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.

Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum,
kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badanketon zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat,Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb).

BAB III METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan : 
Alat
- Tabung reaksi 4
- Penjepit tabung reaksi 2
- Kertas indikator 2
- Pembakar spiritus
- Pipet tetes 2
- Gelas ukur
Bahan
urine
- Larutan Biuret
- Larutan Banedith
- Korek api 

Cara kerja

1.       Uji pH urine
-          Sediakan urine kemudian ambil urine dengan menggunakan pipet tetes letakkan kedalam gelas ukur sebanyak 2 ml
-          Setelah itu tuangkan urine ke dalam tabung reaksi
-          Kemudian ambil kertas indicator lalu celupkan kedalam tabung reaksi tersebut
-          Cocokkan warnanya dengan standar pH amati

2.      Uji kandungan Protein di dalam urine

-          Sediakan urine kemudian ambil urine dengan menggunakan pipet tetes letakkan kedalam gelas ukur sebanyak 2 ml
-          Setelah itutuangkan urine ke dalam tabung reaksi
-          Tetesi 5 tetes larutan biuret
-          Kemudian amati perubahan warna yang terjadi
-          Catat dan amatilah

3.      Uji kandungan glukosa didalam urine
-          Sediakan urine kemudian ambil urine dengan menggunakan pipet tetes letakkan kedalam gelas ukur sebanyak 2 ml
-          Setelah itutuangkan urine ke dalam tabung reaksi
-          Tetesi 5 tetes larutan benedict ke dalam urine
-          Lalu panaskan selama 2 menit
-          Amati perubahan warna yang terjadi

4.      Uji Amonia pada urin
-          - Sediakan urine kemudian ambil urine dengan menggunakan pipet tetes letakkan kedalam gelas ukur sebanyak 2 ml
-          Setelah itutuangkan urine ke dalam tabung reaksi
-          Panaskan tabung reaksi selama 2 menit dan jangan lupa menggunakan penjepit tabung
-          Lalu hirup aroma urine yang telah dipanaskan



BAB IV HASIL PENGAMATAN
No.
urine
pH
Protein
Glukosa
Amonia
1.
Asri jaya martin
9
Kuning pekat

Coklat pekat
Bau pasing
2.
Monica fricilia
6
Bening
Biru pucat
Bau pasing


BAB V KESIMPULAN
               
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa 2 sample urine yang diamati ada yang netral dan ada pula yang mengalami dehidrasi (kekurangan cairan). untuk menghindari hal tersebut, maka dianjurkan minum 2 liter air/ hari. biasanya warna urine normal berkisar dari warna bening sampai kuning pekat.
Daftar pustaka
id.Answer.yahoo.com
Materi referensi http://id.wikipedia.org/wiki/urin

Kelompok V 
Monica Fricilia
Risnawati
Muthmainnah mustari
Asri jaya martin
Nuraeni husain
murniati

Uji bahaya asap rokok


Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum ini. Secara khusus, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu guru sebagai guru pembimbing yang memberikan praktik dan pemahaman mengenai bahasa asap rokok.
Kami menyadari pada hasil laporan praktikum ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan dari pembaca demi penyempurnaan laporan ini.
Akhirnya, semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.
Penulis
Kelompok V


BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar belakang

Rokok adalah produk yang berbahaya & adiktif (menimbulkan ketergantungan) karena didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang 69 diantaranya merupakan zat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Zat-zat berbahaya yang terkandung didalam rokok antara lain : tar, karbon monoksida, sianida, arsen, formalin, nitrosamine dll. 

B.      Tujuan penelitian

Tujuan penelitian dari praktik ini adalah agar kita dapat mengetahui bahaya asap rokok utamanya bagi paru-paru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Efek rokok terhadap kesehatan sendiri sangat membahayakan, akibat kandungan berbagai bahan kimia berbahaya yang ada di dalam rokok maka dengan merokok sama saja kita memasukkan bahan-bahan berbahaya tersebut ke dalam tubuh kita. Penyakit-penyakit yang diketahui dapat disebabkan oleh rokok antara lain : kanker tenggorokan, kanker paru-paru, kanker lambung, penyakit jantung koroner, pneumonia, gangguan sistem reproduksi dll. 


BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan Bahan
1.    Pipet
2.    Pipa U
3.    Rokok
4.    Korek
5.    Pompa pengisap
6.    Kapas secukupnya

Cara Kerja

1.    Masukkan kapas kedalam pipa U
2.    Kemudian masukan pipet  pada kedua ujung pipet U dengan menggunakan kapas. Sumbat sampai benar-benar tidak terdapat celanya.
3.    Pada ujung pipet sambungkan dengan sebatang rokok.
4.    Selanjutnya bakar rokok tersebut dan tekan pompa pengisap sehingga mengeluarkan asap lakukan secara terus-menerus sehingga rokok habis.
5.    Perhatikan perubahan yang terjadi pada kapas dan amatilah perubahannya.
Hasil Pengamatan
Setelah diamati kapas yang terkena asap rokok dari pembakaran tadi kapas  yang berada di dalam tabung U sedikit demi sedikit berubah warna menjadi kecoklatan. Berbeda jika dibandingkan dengan warna kapas sebelumnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dari uji praktikum bahaya asap rokok ini dapat disimpulkan bahwa rokok sangat berbahaya utamanya bagi paru-paru, seperti perubahan warna yang terjadi pada kapas dari putih berubah warna menjadi kecoklatan itu menandakan di dalam rokok terkandung zat tar yang sangat berbahaya.
Saran
Karena kita telah mengetahui bahaya rokok utamanya bagi paru-paru maka sebaiknya bagi orang yang belum pernah merokok janganlah sekali-kali mencoba rokok karena akan sangat fatal jadinya apalagi bagi kesehatan tubuh.
           
 Hasil Penelitian















Daftar Pustaka
ideremaja.blogspot.com

Rabu, 06 Maret 2013


LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PEMBEDAHAN HEWAN

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin.

Puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkatNyalah sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil pratikum ini. Tak lupa pula kita kirimkan shalawat dan salam atas junjungan Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari Alam yang gelap gulita menuju alam yang terang benderang
Dalam penyusunan laporan hasil pratikum ini tentu saja jauh dari kesempurnaan. Kerena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan dan perbaikan tugas ini.
Akhirnya, kepada seluruh pihak yang turut memberikan partisipasi dalam terwujudnya hasil pratikum ini, tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih
Mudah-mudahan laporan pratikum ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.


BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem pencernaan (bahasa Inggris: digestive system) adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan (bahasa Inggris: gastrointestinal tract) dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari-sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel.[2]Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati macam-macam sistem pencernaan pada kelas, reptil, aves, mamalia.  

B. TUJUAN PEMBEDAHAN
          Tujuan dilakukan pembedahan adalah untuk mengetahui sistem pernafasan dan sistem pencernaan di setiap hewan yang kita bedah (reptil, aves, mamalia).

BAB II PEMBAHASAN

Sistem pencernaan (bahasa Inggris: digestive system) adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Secara spesifik, sistem pencernaan berfungsi untuk mengambil makanan, memecah nya menjadi molekul nutrisi yang lebih kecil, menyerap molekul tersebut ke dalam alirah darah, kemudian membersihkan tubuh dari sisa pencernaan [1].
organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok:
A.  Saluran pencernaan
Saluran pencernaan merupakan saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalam nya adalah : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus.
B.  Organ pencernaan tambahan (aksesoris)
Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.
Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paruparu buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan coelenterata. Pada ketiga hewan ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh.


BAB III METODE PENELITIAN

A. ALAT DAN BAHAN

1.        ALAT :                                                                             

·         2 buah pinset
·         2 buah pisau bedah
·         2 buah gunting bedah
·         6 buah pentul
·         talang bedah
·         spoit
·         masker
·         sarung tangan
·         kapas
·         obat bius

2.        BAHAN :

·         1 ekor tikus putih
·         1 ekor cicak
·         1 ekor anak ayam

B. PROSES PENGERJAAN

1. MAMALIA
a. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah talang bedah, gunting, pinset, pisau, dan jarum pentul.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah seekor Cavia porcellus (Marmut/tikus).

b. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan pembedahan, Marmut dibius terlebih dahulu.
2. Rambut-rambut pada bagian ventral dibasahi agar waktu pembedahan rambut-rambut tersebut tidak beterbangan.
3. Kulit dipotong mulai dari posterior di muka penis atau clitoris menuju ke anterior mengikuti garis medio ventral badan sampai ke ujung mandibulla.
4. Kulit dibuka ke samping sampai otot-otot daerah abdomen dan thorax terlihat.
5. Pembedahan daerah abdomen dimulai dari daerah inguinal menuju anterior mengikuti garis medan badan kemudian dilanjutkan ke lateral menyusuri diafragma sehingga otot daerah abdomen dapat dikuakkan dan organ-organ yang ada pada rongga abdomen dapat terlihat.
6. Organ-organ yang terlihat diamati dan dituliskan sebagai keterangan pada gambar yang ada pada diktat praktikum.

c. Pembahasan
Mamalia adalah vertebrata yang tubuhnya tertutupi oleh rambut. Kelenjar mamae dipunyai oleh hewan betina yang tumbuh baik untuk menyusui anaknya. Anggota gerak depan dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang, berenang dan terbang. Kulit marmut terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak (Brotowidjoyo, 1990). Mamalia dibedakan atas caput, truncus dan cauda. Caput dihubungkan dengan truncus oleh leher, rongga thoraic dan carvum pericardi. Skeleton humanium dapat dibagi dalam skeleton trunci, cingulum membri inferioris dan skeleton membri liberi (Radiopoetro, 1990).
Cavia porcellus menurut Moment (1967) dan Djuhanda (1981) termasuk ordo rodentia yang merupakan anggota mamalia yang bagian caecumnya berkembang lebih baik dari semua mamalia yang ada dalam satu spesies, jumlahnya kira-kira mencapai tiga ribu jenis. Sistem pernafasan yaitu trachea, glottis, laring. Glotis adalah lubang masuk dari faring ke trachea. Pangkal trachea yang melebar seperti kotak dinamakan larings. Bagian ini tidak hanya untuk lewatnya udara saja, tetapi juga berguna sebagai alat suara.
Sistem pencernaan pada marmut antara lain terdiri atas oesophagus, lambung dan usus, dengan oesophagus terletak di sebelah dorsal dari trachea, melewati rongga dada kemudian menembus diafragma untuk masuk masuk ke lambung. Lambung terletak di belakang diafragma sebelah kiri rongga abdomen, usus terletak sesudah lambung, dapat dibedakan menjadi usus halus dan usus kasar, usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu duodenum, jejunum dan ileum yang batasnya tidak dapat dibedakan. Lambung dan duodenum dihubungkan dengan suatu lubang yang disebut pilorus yang dindingnya terdiri dari otot sfingster yang dapat membuka dan menutup, sedangkan usus kasar terdiri dari caecum, colon dan rectum, serta berakhir pada anus (Djuhanda, 1980).
Marmut termasuk mamalia, yaitu hewan yang memiliki kelenjar mamae untuk menyusui anaknya sebagai makanan pertama setelah mereka dilahirkan. Ciri lain yang khas dari mamalia adalah tubuhnya dilindungi oleh rambut, kulit mengandung bermacam-macam kelenjar, jari kaki mempunyai cakar, kuku, dan telapak. Kaki beradaptasi untuk berjalan, memanjat, menggali tanah, loncat.  Marmot merupakan hewan berdarah panas (Brotowidjoyo, 1993).
Marmut (Cavia porcellus) merupakan hewan pentadactil (memiliki jari-jari yang bercakar), lengan bawah dapat pronasi dan suprinasi. Hewan ini tidak berekor dan glandula mamae untuk menyusui anaknya. Uterusnya bertipe dupleks, merupakan tipe yang paling primitif dimana bagian kanan dan kiri uterus terpisah oleh adanya vagina pada hewan betina (Radiopoetro, 1986).
Cavia porcellus memiliki sistem urogenitalia yang terdiri dari sistem urinaria dan sitem genitalia. Menurut Walter dan Sayles (1959) salah satu alat ekskresi pada mamalia adalah ginjal yang disebut metanerfos. Jumlah nefron pada mamalia sangat besar, laju metabolisme yang tinggi menghasilkan limbah yang besar. Tubulus yang menghasilkan urin mengalir ke dalam ureter yang berkembang sebagai suatu pertumbuhan dari saluran arkinefrik. Urutan evolusi ginjal adalah holonefros, opistonefros, dan metanefros. Perkembangan embrio mammalia terdapat mesoderm nefrogenik (mesoderm ginjal) timbul di sebelah dorsal sepanjang embrio, tetapi hanya bagian paling belakang yang berkembang menjadi metanefros dewasa.

2.     AVES
a. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah talang, pisau (cutter),gunting, pinset dan jarum pentul;.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah seekor anak ayam.

b. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Anak ayam dibius terlebih dahulu, sebelum melakukan percobaan.
2. Bulu daerah leher, dada, dan perut dibasahi, kemudian bulu-bulu tersebut dicukur.
3. Kulit yang membalut daerah dada, leher, dan tembolok dicukur.
4. Pembedahan dilanjutkan sepanjang carina sterni dengan menggunakan cutter. Gallus gallus domesticus dikuak sejauh mungkin. Bagian-bagiannya diamati.
5. Bagian perut dibedah untuk mengamati organ dalamnya dimulai dari depan kloaka menuju ke depan ke kanan dan kiri bagian sternum dengan memotong rusuk-rusuk sampai ke tulang fruktura.
6. Organ yang terlihat diamati dan dituliskan sebagai keterangan pada gambar yang ada pada diktat praktikum.

c. Pembahasan
Anak ayam merupakan salah satu anggota dari clasis aves. Tubuh burung dibedakan berdasarkan atas caput (kepala), truncus (badan) dan cauda (ekor. Ekstrimitas posterior berupa kaki , otot daging, paha kuat, sedangkan pada bagian bawah kaki bersisik dan bercakar .
Ayam merupakan class yang paling homogen dikenali dari semua class tetrapoda. Burung tidak begitu banyak berbeda dengan reptilia yang menjadi nenek moyangnya. Bulu merupakan struktur khusus yang penting untuk burung sebagai penerbang dan hanya kelas inilah dalam subphylum vertebrata yang mencapai keberhasilan menggabungkan sifat bipedal dengan terbang (Hildebran, 1995).
Sistem pencernaan pada aves terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari paruh (rostum), cavum oris, farink, kerongkongan, tembolok, lambung kelenjar, lambung pengunyah, jejunum, ileum, rectum dan kloaka. Kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar pencernaan ludah, hati, dan pankreas. Sistem pernafasan terdiri dari saluran pernafasan dan paru-paru. Paru-paru burung ini mempunyai kantung udara (sakus pneumatikus) yang berguna membantu pernafasan saat terbang (Djuhanda, 1984).
Sistem respirasi pada Gallus gallus domesticus terdiri atas trachea yang melanjut sebagai dua buah bronchi pada siring (alat suara). Paru-paru dilengkapi dengan kantung-kantung udara (ada sembilan buah, empat berpasangan dan satu median). Fase aktif respirasi itu adalah ekspirasi dan fase inspirasinya yaitu inhalasi (Brotowijaya, 1990).
Sistem pencernaan pada ayam terdiri dari oesophagus, proventriculus, duodenum, jejunum, ileum, rectum serta kloaka. Sistem urogenitalnya tersusun atas organ-organ seperti ginjal, saluran uerter yang bermuara pada kloaka. Saluran pencernaan dari lambung merpati meliputi oeshophagus yang dibagian tengahnya pada pangkal leher melebar menjadi tembolok, sedangkan lambung terbagi menjadi dua, lambung kelenjar dan lambung otot. Duodenum berbentuk seperti huruf U dan dibagian proksimal dan distalnya terdapat pankreas, ductus pankreatisi bermuara ke duodenum bagian distal yang membawa empedu dari hati langsung ke dalam saluran pencernaan. Jejunum dan ileum yaitu usus halus sesudah duodenum, batas bagian-bagiannya tidak nyata, rectum adalah usus kasar yang bermuara di kloaka (Walter and Sayles, 1959).

3.     REPTIL
a. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah talang, pinset, pisau, gunting bedah dan jarum pentul.
Bahan yang digunakan adalah cicak/kadal .

b. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :                              
1. Kadal yang sudah dibius menggunakan obat bius, kemudian di letakan pada talang.
2. Bagian kepala langsung di amati tanpa di lakukan pembedahan terlebih dahulu.
3. Pembedahan dimulai dengan pengguntingan di depan lubang kloaka ke sisi kiri dan kanan tubuh kearah depan melewati kaki sampai ke tengah rahang bawah.
4. Bagian- bagian dari kadal diamati dan dicatat pada gambar yang sudah di sediakan dengan di dampingi asisten.

c. Pembahasan
Kadal tergolong ordo squamata yang mencakup 6.000 species yang masih hidup. Kadal yang memiliki sub-ordo lacertilian mencakup kira-kira 180 species dan sekitar 20 genus yang tersebar di seluruh Eropa, Asia, dan Afrika. Kebanyakan kadal merupakan penghuni permukaan tanah, meskipun sebagian memiliki kebiasaan memanjat pada pepohonan maupun bebatuan (Djuhanda, 1982).
Warna sisik pada tubuhnya tergantung dari umur, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis tubuhnya. Kadal jantan memiliki kepala yang besar dari kepala betina. Ekornya secara khas mirip cambuk dan bentuknya bulat dan panjang meruncing ke ujungnya dan mudah putus. Perbedaan antara kadal betina dan kadal jantan adalah pada kadal jantan terdapat sepasang testis, sedangkan pada kadal betina memiliki ovarium. Kadal jantan testis yang sebelah kiri lebih tinggi daripada testis yang sebelah kanan, sepasang ginjal dan hemipenis. Kadal betina memiliki sepasang ostium tuba, oviduct, dan ovarium (Bratowidjoyo, 1993).
Sistem pencernaan kadal dibangun oleh kelenjar racun dari kelenjar saliva. Mulut mamalia mengeluarkan cairan enzim pencernaan. Modifikasi racun saliva terdapat 2 perbedaan racun, tergantung pada jenis kadal (Moment, 1967).
Paru-paru kadal sudah berkembang baik dan ukurannya cukup besar. Bagian sirkulasi  kadal berupa jantung yang dibungkus membran transparan (pericardium) dan dibatasi oleh endokardium. Sistem respiratoria terdiri dari struktur yang terletak diantara nostril dan paru-paru yaitu glottis dan laring (Parker dan Hanswell, 1962).
Respirasi dimulai dengan masuknya udara ke nares externa kemudian masuk ke nares interna melalui glottis sebagai celah lingua menuju ke laring. Laring tersusun atas tiga buah tulang rawan dan berisi beberapa pasang pita suara. Menuju trakhea yang bercabang menjadi dua bronchi yang kemudian masing-masing menuju paru-paru (Jasin, 1989).



Sistem urogenital kadal terdiri dari sepasang ginjal, dari ginjal keluar ureter yang bermuara di kloaka. Pada pangkal ureter terdapat vesica urinaria. Organ urogenital jantan terdiri atas sepasang testis, epidermis, vas deferens, dan sepasang hemipenis. Hemipenis merupakan alat kopulasi yaitu untuk memasukkan sperma dalam tubuh kadal betina, sehingga kadal jantan mengadakan fertilisasi internal (Jasin,1989)
Rahang pada mulut kadal bermacam-macam bentuknya sesuai dengan bentuk dan ukuran giginya. Ekskresi kadal adalah semisolid seperti burung dan kebanyakan reptil lainnya. Kadal jantan mempunyai 2 hemipenis yang terletak di samping kloaka (Storer dan Usinger, 1961).
                                                                           

BAB IV PEMBAHASAN

TABEL PENGAMATAN


HEWAN

PERBEDAAN

JENIS KELAMIN

ORGAN-ORGAN TUBUH
HAL-HAL YANG MENARIK YANG DI TEMUKAN
1. TIKUS
Berjenis kelamin betina
Jantung, paru-paru, lambung, usus besar, usus halus, hati, pancreas, ginjal, kantong kemih, dan alat reproduksi
- Tikus memiliki diafragma yang berfungsi memisahkan antara rongga dada dan rongga perut.
-  Posisi lambung, hati dan pangkreas itu saling berdekatan
2. AYAM
Berjenis kelamin betina
Jantung, paru-paru, hati, diafragma, empedu, pangkreas, usus besar, usus halus, ginjal, anus, kapiler-kapiler darah, dan renktum.
- Ayam memiliki dua usus buntu dan memiliki satu usus besar.
- Ayam juga memiliki empedu (otot lambung) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sisa-sisa makanan, dimana didalamnya terdapat seperti sayatan pisau yang bekerja secara mekanik dan kimiawi.
3. CICAK
Berjenis kelamin betina
Jantung, paru-paru, gijal, empedu, hati, usus halus, usus besar,  dan telur
- semua organnya memanjang termasuk hati dan ginjalnya.
- kaki cicak itu memiliki senyawa yang dapat melekat pada dinding.

BAB V  PENUTUP

A.               KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dengan cara pembedahan kami dapat menyimpulkan bahwa ternyata sistem pernafasan dan sistem pencernaan pada hewan itu berbeda-beda, dari segi bentuk dan fungsi masing-masing. Sistem pencernaan mamalia, aves, dan reptile itu berbeda yang di sebabka n oleh makan mereka.
       
B. SARAN
Untuk melakukan pembedahan awal pada hewan sebaiknya dilakukan terlebih dahulu dibagian bawah didekat anus/bagian atas didekat kepala untuk menghindari organ-organ yang akan rusak pada hewan yang akan dibedah. Selain itu kebersihan dan kesterilan dari alat-alat juga harus dijaga.

BAB VI DAFTAR PUSTAKA 

·              http://id.wikipedia.org
·              http://bebas.vlsm.org
·                    http://cikhacikhun.blogspot.com/


LAMPIRAN